Selasa, 12 September 2017

Deteksi Error (Error Detection)

Merupakan sebuah proses pendeteksian atas perubahan satu bit atau lebih dari satu byte (burst error) yang tidak direncanakan serta dilakukan pada saat data sedang dalam proses transmisi.

1.Metode Pengecekan Error
a. Parity Check
Merupakan salah satu metode pendeteksian dengan menambahkan sebuah bit pada setiap pengiriman sejumlah bit, sehingga jumlah bit bernilai 1 selalu genap/ganjil. Parity bit dapat mendeteksi kesalahan 1 bit atau kesalahan bit dalam jumlah ganjil, namun tidak dapat mendeteksi kesalahan  dalam jumlah genap.
Dibedakan dalam 2 mode yaitu even parity dan odd parity :
a. Even Parity
   Digunakan untuk transmisi data secara asynchronous. Setiap paket data di cek apakah jumlah ‘1’ berjumlah ganjil atau genap. Proses penghitungan ini menggunakan gerbang XOR
b. Odd Parity
   Dalam transmisi data secara synchronous,setiap paket data di cek apakah jumlah ‘1’ berjumlah ganjil atau genap, jika paket data berjumlah genap maka bit parity akan menjadi 1 sehingga jumlah bit ‘1’ menjadi ganjil  sedangkan jika jumlah ‘1’ sudah ganjil maka bit parity akan tetap menjadi 0.
Kelebihan Parity Check
1. Lebih cepat karena menggunakan biner
2. Sederhana dalam proses analisa dan pengunaannya
3. Mudah dalam melakukan pengecekan
4. Mudah direalisasikan
Kekurangan Parity Check
1. Kurang handal dalam mendeteksi dan perbaikan error
2. Kemungkinan terjadi kesalahan atau Error Rate sebesar 50 %
3. Tidak dapat mendeteksi kesalahan dalam jumlah genap
4. Tidak dapat memprose file berukuran besar
5. Mendeteksi error dengan jumlah bit terbatas
b. Checksum
Merupakan metode pendeteksian error dengan melakukan pengecekan penjumlahan pada sekumpulan data kemudian mengcomplement jumlah tersebut, kemudian hasil complement tersebut/checksum ditambahkan pada data sebagai sebuah karakter. Bila terjadi perbedaan nilai antara kedua nilai ini, maka terjadi kesalahan/error dalam pengiriman data.
Kelebihan Checksum
1. Mudah dalam pengimpelemtasian.
2. Kehandalan sistem mencapai 90%
Kekurangan Checksum
1. Tidak bisa mendeteksi unit data yang urutan datanya acak
2. Tidak bisa mendeteksi unit data yang mengalami kesalahan
c. CRC (Cyclic Redundancy Check)
Melakukan pembagian bilangan biner dengan CRC checker dan pembagian biner dengan CRC generator. Operasi ini didasarkan atas pembagian deretan bit dengan sebuah fungsi khusus. Hasil bagi pembagian diabaikan. Sisanya disalurkan sebagai BCS (Block Check Sequence).
Kelebihan Cyclic Redundancy Check (CRC)
1. Proses pengiriman memiliki kecepatan tinggi
2. Kehandalan sistem mencapai 99%
3. Mendeteksi error dalam jumlah banyak
Kekurangan Cyclic Redundancy Check (CRC)
1. Realisasi sulit
2. Analisa dan perhitungan rancangan terlalu kompleks
d. Kode Hamming
Merupakan metode pendeteksian yang menggunakan bit pariti untuk disisipkan pada posisi tertentu dalam blok data, sehingga memungkinkan untuk dapat digunakan dalam pemeriksaan kesalahan dalam blok data. Dengan kata lain sebelumnya bahwa proses deteksi kesalahan melalui bit yang ditambahkan (redundant bit) ke dalam data, dengan metode pengkodean tersebut dapat ditentukan kesalahan bitnya.
Kelebihan Hamming Code
1.Cara kerjanya yang cukup  sederhana  dan  tidak  membutuhkan  alokasi memori yang banyak.
2.Menggunakan error  correcting  code. Sehingga jika  ditemukan error, data tidak perlu ditransmisikan ulang tetapi  langsung  dikoreksi  di  simpul  tujuan.
Kekurangan Hamming Code
1.Tidak dapat mendeteksi bila terjadi dua buah kesalahan sekaligus. Contohnya bila 1111111 terkirim sebagai 11011110 pada odd parity code yang seharusnya adalah 11111111

2.Perbedaan Checksum, CRC, dan Kode Hamming
Dibawah ini adalah beberapa perbedaan antara Checksum, CRC, dan Kode Hamming



                                                                                                   Gambar 1 Perbedaan Checksum, CRC, dan Kode Hamming


0 komentar:

Posting Komentar